Senin, 03 November 2014

4 Musim

Persembunyianku dicela daun maple, dibawah duri duri yang mencengkram sulur berwarna coklat nan kuat itu. Sedangkan engkau? Bersemayam dibalik awan yang diapit terang dan gelap. Sama sama saling bersembunyi di tempat yang asing. Hingga tiba tuhan memainkan pasir didalam tabung milikNya;waktu, kita berjumpa disatu tempat asing. Jika hari ini musim memakan bunga, aku bisa menunggu awan tertiup angin dan daun maple membiarkan dirinya dilahap dinginnya musim ini, hingga kita keluar dari tempat persembunyian dan berjumpa di suatu tempat. Namun itu mustahil, musim selanjutnya hanya biru, tanpa ada rumahmu dibalik celah putih. Kau berhibernasi semusim. Musim ini aku kurang beruntung.
Dalam selimut kehidupan aku bisa merasakan kehadiranmu secara perlahan. Menetes netes seperti hujan yang malu untuk berbagi kesejukan. Aku bisa merasakan aroma tubuhmu dalam setiap nafas sang bayu yang meronta ronta berhamburan dipadang penantian. Cepat atau lambat, mataku yang merindukan sepasang bola matamu akan bertemu disuatu pijakan. Aku menanti, hari disaat hangatnya fajar membawa sinar kedamaian, dimana engkau akan mulai bersinar..